Asy’ariyah dan sedikit Syi’ah
masih eksis sampai saat ini, karena Apa ? Karena ada santri yang meneruskanya.
BERIKUT
MATA RANTAI KEILMUWAN PARA ULAMA’ NU
YANG TERUS MENYAMBUNG SAMPAI NABI MUHAMMAD SAW. Kesemuanya Mutabakhir. NU-ALA THORIQIL KHAQ
(Jika ada yang kurang dan ada yang salah dalam penulisan mohon dibenarkan, saya ambil dari ceramah beliau PROF. DR. KH. SAID AQIEL SIRADJ MA.)
Nabi
Muhammad SAW punya murid Ali Bin Abi Tholib, Putra sayyidina Ali dari Istri
kedua Khaulah Binti Ja’far dari suku bani khanifah yang bernama (Muhammad), Muhammad bin Ali
punya murid namanya Washil bin Atho’ (Pendiri Mu’tazilah Orangnya Hebat Luar
biasa, tidak bisa mengucapkan huruf “R’” dan “Ro’” tetapi selama berdiskusi,
debat berjam-jam beliaunya tidak pernah
menggunakan huruf R & Ro’). Wasil Punya murid Amr bin Kubaiyyik (Pencipta
ilmu balagha). Amr punya murid Ibrohim Annadhom. Ibrohim punya murid Abu
Khuzair Al-allaf. Abu Khuzair punya murid Abu Hasyim Al-juba’I. Abu Hasyim
Punya murid Abu Ali Al-juba’I <orang mu’tazilah>.
Abu
Ali Al-Jubai punya murid Abu Hasan Al-asy’ari (Pendiri Paham Asy’ariyah,
aktivis Mu’tazilah selama +/- 40 tahun, Demi ngopeni rakyat-rakyat
kecil dan meluruskan dari paham-paham yang ada saat itu (Qodariyah, Jabriyah,
Murji’ah, Mu’tazilah, dll) beliau rela keluar dari mu’tazilah dan mendirikan
paham baru yang kita kenal Asy’ariyah. Kitabnya
yang kita kenal Maqolatul Islamiyyin dst w. 234 H. Al-Asy’ari wafat diteruskan
oleh muridnya Abu Abdillah Al-Baghili.
Al-Baghili wafat diteruskan oleh muridnya lagi Abu Bakar Al Baqillani (Kitabnya
yang kita kenal Al-bayan dst..). Al Baqillani wafat diteruskan oleh muridnya
lagi Abdul malik Imamul Haramain al-juwaidi (Kitabnya Al-arba’in dst..). Abdul malik
Imamul Haraimain wafat diteruskan oleh muridnya lagi yang bernama Abu Muhammad
Bin Muhammad Al ghazaly (Kitabnya yang kita kenal Ihya’ulummuddin dst…) Imam Ghozaly
wafat diteruskan oleh muridnya lagi bernama Abdul Karim As-syehrestani. A.K.
As-syehrestani wafat diteruskan oleh muridnya lagi yang bernama Muhammad Bin
Umar Fahrur Rozi (KitabnyaTafsir
Mafatikhul Ghoib dst..) M.B.U.F rozi wafdat diteruskan oleh muridnya
lagi yang namanya Abidin Al-inji. Al-inji wafat diteruskan oleh Abu Abdillah
Muhammad As-sanusi (Kitabnya Al-aqidatul Qubra dst..) A.A.M.As-sanusi wafat
diteruskan lagi oleh muridnya yang bernama Al-baijuri (Kitabnya jauhar tauhid
dst.. yang diterjemahkan dalam bahasa ajawa
kiai sholeh darat semarang. Dikiai sholeh-lah kiai Hasyim Asy’ari dan
Kiai Ahmad Dahlan/muhamad Darwis berguru). Albaijuri wafat diteruskan lagi oleh
Ad-dasuqi (Kitabnya ummul barohin dst…). Ad-dasuqi wafat dilanjutkan lagi oleh seorang
muridnya bernama Ahmad Zaeni Dahlan (Mengajar di masjidil haram – kita bnya
yang kita kenal syarah alfiyah, syarah imrithi dst..). A. Z. Dahlan wafat diteruskan oleh muridnya
lagi yang bernama Ahmad Khotib Sambas Kalimantan Barat (Kitabnya fatkhul arifin
dst… yang mensejajarkan antara thoriqoh naqsabandriyah dan qodiriyyah).
A.K.Sambas wafat dilanjutkankan lagi oleh Muhammad Nawawi Banten (Kitabnya
syarah Safinah dst..). Imam Nawawi kapundut dilanjutkan lagi oleh Mbah Mahfudz
Termas. Mbah Mahfudz Punya Murid KH. Hasyim Asy’ari.
KH.
Hasyim Asy’ari, Setelah- dari Makkah-
membangun pondok-menyadarkan orang orang-orang disekitar PONPES (waktu itu Tebu
Ireng kemaksiatan terbesar di Asia) dll… tahun 1924 membuat Jam’iyyah Tashwirul
Afkar, Sebuah forum diskusi yang membahas persoalan umat. Setelah para ulama
bermusyawaroh cukup lama dan mendapat isyaroh dari KH. Kholil Bangkalan Madura
(syaikul masyayih-guru kiai Hasim). Akhirnya diputuskan dan diganti nama
menjadi Komite mermbuk hijaz, kemudian komite Hijaz tepat tanggal 16 Rajab 1344
H / 31 Januari 1926 nama itu diganti menjadi NAHDLATUL ULAMA’ (NU)- kebangkitan
para Ulama’. Kh. Hasyim Asy’ari meninggal Dunia NU diteruskan oleh putranya
yang luar biasa KH.WAHID HASYIM. Kiai Wahid Hasyim wafat NU diteruskan oleh
putranya lagi yang diatas Luar biasa yang bernama ABDURRAHMAN WAHID (GUS DUR).
Gus Dur menjadi presiden NU diteruskan oleh HAZIM MUZADI. Hasyim Muzadi
menjabat selama 2 periode sekarang
digandikan OLEH BELIAU PROF. DR. KH. SAID AQIEL SIRADJ MA.
Dihari
kelahiran NU INI MARI KITA HADIAHKAN FATIKHA UNTUK PARA PENDIRI NU YANG TELAH
MENITIPKAN KEPADA KITA UNTUK MENJAGANYA DENGAN PENUH KECINTAAN DAN KEBANGGAN.
Alfatikha…
Tidak ada komentar:
Posting Komentar