Selasa, 25 September 2012

MATA RANTAI KEILMUWAN PARA ULAMA NU


Asy’ariyah dan sedikit Syi’ah masih eksis sampai saat ini, karena Apa ? Karena ada santri yang meneruskanya. 
BERIKUT MATA  RANTAI KEILMUWAN PARA ULAMA’ NU YANG TERUS MENYAMBUNG SAMPAI NABI MUHAMMAD SAW.  Kesemuanya Mutabakhir. NU-ALA THORIQIL KHAQ (Jika ada yang kurang dan ada yang salah dalam penulisan mohon dibenarkan, saya ambil dari ceramah beliau PROF. DR. KH. SAID AQIEL SIRADJ MA.)
Nabi Muhammad SAW punya murid Ali Bin Abi Tholib, Putra sayyidina Ali dari Istri kedua Khaulah Binti Ja’far dari suku bani khanifah  yang bernama (Muhammad), Muhammad bin Ali punya murid namanya Washil bin Atho’ (Pendiri Mu’tazilah Orangnya Hebat Luar biasa, tidak bisa mengucapkan huruf “R’” dan “Ro’” tetapi selama berdiskusi, debat  berjam-jam beliaunya tidak pernah menggunakan huruf R & Ro’). Wasil Punya murid Amr bin Kubaiyyik (Pencipta ilmu balagha). Amr punya murid Ibrohim Annadhom. Ibrohim punya murid Abu Khuzair Al-allaf. Abu Khuzair punya murid Abu Hasyim Al-juba’I. Abu Hasyim Punya murid Abu Ali Al-juba’I <orang mu’tazilah>.
Abu Ali Al-Jubai punya murid Abu Hasan Al-asy’ari (Pendiri Paham Asy’ariyah, aktivis Mu’tazilah selama +/- 40 tahun, Demi ngopeni rakyat-rakyat kecil dan meluruskan dari paham-paham yang ada saat itu (Qodariyah, Jabriyah, Murji’ah, Mu’tazilah, dll) beliau rela keluar dari mu’tazilah dan mendirikan paham baru yang kita kenal Asy’ariyah.  Kitabnya yang kita kenal Maqolatul Islamiyyin dst w. 234 H. Al-Asy’ari wafat diteruskan oleh muridnya  Abu Abdillah Al-Baghili. Al-Baghili wafat diteruskan oleh muridnya lagi Abu Bakar Al Baqillani (Kitabnya yang kita kenal Al-bayan dst..). Al Baqillani wafat diteruskan oleh muridnya lagi Abdul malik Imamul Haramain al-juwaidi (Kitabnya Al-arba’in dst..). Abdul malik Imamul Haraimain wafat diteruskan oleh muridnya lagi yang bernama Abu Muhammad Bin Muhammad Al ghazaly (Kitabnya yang kita kenal Ihya’ulummuddin dst…) Imam Ghozaly wafat diteruskan oleh muridnya lagi bernama Abdul Karim As-syehrestani. A.K. As-syehrestani wafat diteruskan oleh muridnya lagi yang bernama Muhammad Bin Umar Fahrur Rozi (KitabnyaTafsir  Mafatikhul Ghoib dst..) M.B.U.F rozi wafdat diteruskan oleh muridnya lagi yang namanya Abidin Al-inji. Al-inji wafat diteruskan oleh Abu Abdillah Muhammad As-sanusi (Kitabnya Al-aqidatul Qubra dst..) A.A.M.As-sanusi wafat diteruskan lagi oleh muridnya yang bernama Al-baijuri (Kitabnya jauhar tauhid dst.. yang diterjemahkan dalam bahasa ajawa  kiai sholeh darat semarang. Dikiai sholeh-lah kiai Hasyim Asy’ari dan Kiai Ahmad Dahlan/muhamad Darwis berguru). Albaijuri wafat diteruskan lagi oleh Ad-dasuqi (Kitabnya ummul barohin dst…). Ad-dasuqi wafat dilanjutkan lagi oleh seorang muridnya bernama Ahmad Zaeni Dahlan (Mengajar di masjidil haram – kita bnya yang kita kenal syarah alfiyah, syarah imrithi dst..).  A. Z. Dahlan wafat diteruskan oleh muridnya lagi yang bernama Ahmad Khotib Sambas Kalimantan Barat (Kitabnya fatkhul arifin dst… yang mensejajarkan antara thoriqoh naqsabandriyah dan qodiriyyah). A.K.Sambas wafat dilanjutkankan lagi oleh Muhammad Nawawi Banten (Kitabnya syarah Safinah dst..). Imam Nawawi kapundut dilanjutkan lagi oleh Mbah Mahfudz Termas. Mbah Mahfudz Punya Murid KH. Hasyim Asy’ari.
KH. Hasyim Asy’ari,  Setelah- dari Makkah- membangun pondok-menyadarkan orang orang-orang disekitar PONPES (waktu itu Tebu Ireng kemaksiatan terbesar di Asia) dll… tahun 1924 membuat Jam’iyyah Tashwirul Afkar, Sebuah forum diskusi yang membahas persoalan umat. Setelah para ulama bermusyawaroh cukup lama dan mendapat isyaroh dari KH. Kholil Bangkalan Madura (syaikul masyayih-guru kiai Hasim). Akhirnya diputuskan dan diganti nama menjadi Komite mermbuk hijaz, kemudian komite Hijaz tepat tanggal 16 Rajab 1344 H / 31 Januari 1926 nama itu diganti menjadi NAHDLATUL ULAMA’ (NU)- kebangkitan para Ulama’. Kh. Hasyim Asy’ari meninggal Dunia NU diteruskan oleh putranya yang luar biasa KH.WAHID HASYIM. Kiai Wahid Hasyim wafat NU diteruskan oleh putranya lagi yang diatas Luar biasa yang bernama ABDURRAHMAN WAHID (GUS DUR). Gus Dur menjadi presiden NU diteruskan oleh HAZIM MUZADI. Hasyim Muzadi menjabat selama 2 periode  sekarang digandikan OLEH BELIAU PROF. DR. KH. SAID AQIEL SIRADJ MA.
Dihari kelahiran NU INI MARI KITA HADIAHKAN FATIKHA UNTUK PARA PENDIRI NU YANG TELAH MENITIPKAN KEPADA KITA UNTUK MENJAGANYA DENGAN PENUH KECINTAAN DAN KEBANGGAN. Alfatikha…

Tidak ada komentar:

Posting Komentar